Macam-macam Sholat Sunnah

Macam-Macam Shalat Sunnah

Macam-Macam Shalat Sunnah

Shalat sunnah itu ada dua macam:

1. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah
2. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan dilakukan secara berjamaah

 

 

Read more of this post

Bidadari yang Cantik

Bidadari yang Cantik Jelita

Mereka sangat cangat cantik, memiliki suara-suara yang indah dan berakhlaq yang mulia. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan siapapun yang membicarakan diri mereka pasti akan digelitik kerinduan kepada mereka, seakan-akan dia sudah melihat secara langsung bidadari-bidadari itu. Siapapun ingin bertemu dengan mereka, ingin bersama mereka dan ingin hidup bersama mereka.(subhanallah)

Semuanya itu adalah anugrah dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan sifat-sifat terindah kepada mereka, yaitu bidadari-bidadari surga. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati wanita-wanita penghuni surga sebagai kawa’ib, jama’ dari ka’ib yang artinya gadis-gadis remaja. Yang memiliki bentuk tubuh yang merupakan bentuk wanita  yang paling indah dan pas untuk gadis-gadis remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari, karena kulit mereka yang indah dan putih bersih. Aisyah RadhiAllohu anha pernah berkata: “warna putih adalah separoh keindahan”

Bangsa Arab biasa menyanjung wanita dengan warna puith. Seorang penyair berkata:

Kulitnya putih bersih gairahnya tiada diragukan
laksana kijang Makkah yang tidak boleh dijadikan buruan
dia menjadi perhatian karena perkataannya lembut
Islam menghalanginya untuk mengucapkan perkataan jahat

Al-’In jama’ dari aina’, artinya wanita yang matanya lebar, yang berwarna hitam sangat hitam, dan yang berwarna puith sangat putih, bulu matanya panjang dan hitam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari yang  baik-baik lagi cantik, yaitu wanita yang menghimpun semua pesona lahir dan batin. Ciptaan dan akhlaknya sempurna, akhlaknya baik dan wajahnya cantk menawan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang suci. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya:  “Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.” (QS: Al-Baqarah: 25)

Makna dari Firman diatas adalah mereka suci, tidak pernah haid, tidak buang air kecil dan besar serta tidak kentut. Mereka tidak diusik dengan urusan-urusan wanita yang menggangu seperti yang terjadi di dunia. Batin mereka juga suci, tidak cemburu, tidak menyakiti dan tidak jahat. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang dipingit di dalam rumah. Artinya mereka hanya berhias dan bersolek untuk suaminya. Bahkan mereka tidak pernah keluar dari  rumah suaminya, tidak melayani kecuali suaminya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang tidak liar pandangannya. Sifat ini lebih sempurna lagi. Oleh karena itu bidadari yang seperti ini diperuntukkan bagi para penghuni dua surga yang tertinggi. Diantara wanita memang ada yang tidak mau memandang suaminya dengan pandangan yang liar, karena cinta dan keridhaanyya, dan dia juga tidak mau memamndang kepada laki-laki selain suaminya, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair: Ku tak mau pandanganmu liar ke sekitar jika kau ingin cinta kita selalu mekar.

Di samping keadaan mereka yang dipingit di dalam rumah dan tidak liar pandangannnya, mereka juga merupakan wanita-wanita gadis, bergairah penuh cinta dan sebaya umurnya. Aisyah RadhiAllohu anha, pernah bertanya kepad Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, yang artinya: “Wahai Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, andaikata engkau melewati rerumputan yang pernah dijadikan tempat menggembala dan rerumputan yang belum pernah dijadikan tempat menggambala, maka dimanakah engkau menempatkan onta gembalamu?”  Beliau menjawab,”Di tempat yang belum dijadikan tempat gembalaan.” (Ditakhrij Muslim) Dengan kata lain, beliau tidak pernah menikahi perawan selain dari Aisyah.

Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bertanya kepada Jabir yang menikahi seorang janda, yang artinya: “Mengapa tidak engkau nikahi wanita gadis agar engkau bisa mencandainya dan ia pun mencandaimu?” (Diriwayatkan Asy-Syaikhany)

Sifat bidadari penghuni surga yang lain adalah Al-’Urub, jama’ dari al-arub, artinya mencerminkan rupa yang lemah lembut, sikap yang luwes, perlakuan yang baik terhadap suami dan penuh cinta. Ucapan, tingkah laku dan gerak-geriknya serba halus.

Al-Bukhary berkata di dalam Shahihnya, “Al-’Urub, jama’ dari tirbin. Jika dikatakan, Fulan tirbiyyun”, artinya Fulan berumur sebaya dengan orang yang dimaksudkan. Jadi mereka itu sebaya umurnya, sama-sama masih muda, tidak terlalu muda dan tidak pula tua. Usia mereka adalah usia remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan mereka dengan mutiara yang terpendam, dengan telur yang terjaga, seperti Yaqut dan Marjan. Mutiara diambil kebeningan, kecemerlangan dan kehalusan sentuhannya. Putih telor yang tersembunyi adalah sesuatu yang tidak pernah dipegang oleh tangan manusia, berwarna puith kekuning-kuningan. Berbeda dengan putih murni yang tidak ada warna kuning atau merehnya. Yaqut dan Marjan diambil keindahan warnanya dan kebeningannya.

(Sumber Rujukan: Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin [Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu], karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dan http://ruangmuslimah.wordpress.com/2009/12/01/bidadari-yang-cantik-jelita/)

Kepribadian Wanita

Pribadi Wanita Muslimah Sebagaimana Yang Dikehendaki Islam

Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan seorang wanita muslimah yang shalehah, melaksanakan syiar-syiar Islam. Namun, tidak menghiraukan kesehatan dan kebersihan mulut dan dirinya. Tidak peduli dengan kesehatan dan aroma yang keluar dari mulut atau tubuhnya. Atau sebaliknya, begitu besar perhatiannya terhadap kesehatan dan kebersihan dirinya tapi melalaikan ibadah dan pelaksanaan syiar-syiar Islam.Contoh lain, kita dapati ada seorang muslimah mencurahkan perhatiannya pada ibadah tapi tidak memiliki pandangan yang benar tentang Islam yang menyeluruh, ‘bagaimana Islam menyikapi alam, kehidupan dan manusia.’

Ada yang semangat belajar Islamnya baik. Antusias menghadiri majelis-majelis ilmu, tapi tidak menjaga lisannya dari ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba).

Ada yang hubungan pribadinya dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala baik, tapi tidak menjaga hubungan baik dengan tetangga dan teman-temannya.

Ada Yang hubungannya dengan teman-teman dan tetangganya baik tapi tidak melaksanakan dengan baik hak-hak orang tua. Kurang-kalau tidak dikatakan sama sekali tidak-mereka dalam berbakti kepada kedua orang tuanya.

Ada yang berbakti kepada kedua orang tuanya tetapi tidak memenuhi hak-hak suaminya. Tampil dengan dandanan indah saat menghadiri pertemuan-pertemuan dengan para wanita tetapi tidak pernah memperbaiki penampilannya di depan suaminya.

Ada yang berbakti kepada suaminya tetapi tidak membantu suaminya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Atau tidak mendukung suaminya untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan beramal shaleh.

Ada yang berbakti kepada suaminya tapi kurang memperhatikan pembinaan dan pembentukan kepribadian anak-anaknya. Kurang memperatikan perkembangan kejiwaaan dan akal mereka. Kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya yang memberikan pengaruh kepada putra-puterinya.

Ada yang memperhatikan itu semua terapi kurang silaturahimnya kepada saudara-saudaranya.

Ada yang silaturahim terhadap keluarganya baik, tapi hubungannya dengan lingkungan sekitarnya tidak baik. Sibuk dengan urusan pribadinya. Tidak peduli dengan persoalan kaum muslimin dan muslimat.

Ada yang memperhatikan persoalan pribadi dan umat islam tetapi kurang memperhatikan pengembangan pengetahuannya. Tidak menambah pengetahuannya dengan belajar dan terus membaca.

Ada yang sibuk dengan belajar tetapi mengabaikan urusan rumah tangga, putera puterinya dan suaminya. Read more of this post

Aisyah

Sosok Aisyah

Ibunya orang beriman, isteri nabi Muhammad sekaligus putri dari as-sidiq adalah sosok yang pantas diteladani oleh seluruh mu’minah di sepanjang zaman. Ia adalah wanita pemilik kemuliaan yang tak tertandingi Aisyah -lah manusia yang paling berilmu tentang al quran, karena kehidupannya yang selalu bersanding dengan pembawa risalah islam, dan beliau menyaksikan Al quran yang turun di rumah beliau. Paling berilmu, karena paham bagaimana wujud penjabaran Al quran dalam kehidupan sehari-hari, dipraktikkan dalam perkataan, perbuatan, budi pekerti, akhlaq dan adab oleh rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau pula wanita yang paling berilmu tentang hadits, fikih, pengobatan, syair dan hikmah. Sehingga sangat wajar ketika abu bardah mengatakan : “apabila ada sebuah permasalahan yang tidak diketahui di zaman sahabat , maka kami bertanya kepada aisyah, dan kami memperoleh ilmu dari beliau”.

Seorang sahabat yang lain mengatakan “saya tidak mengetahui ada orang yang lebih berilmu tentang al quran, faraidh(ilmu waris) , halal dan haram, syair, sejarah dan nasab kecuali aisyah”.

Di kesempatan yang lain kita akan dapatkan bagaimana wujud konkrit tarbiyah di atas manhaj nabawi pada diri aisyah. Umar bin khatab ketika menjelang wafat , berkata kepada abdullah (anaknya). “Pergilah kepada Aisyah, sampaikan salamku padanya, dan mintakan ijin agar aku diperbolehkan dimakamkan di rumahnya bersama Rasulullah dan Abu Bakar. Maka Abdullah pun mendatangi aisyah dan menyampaikan pesan ayahnya. Aisyah mengatakan “baik dan ini adalah sebuah kemuliaan” dan melanjutkan dengan berkata “wahai anakku, sampaikan salamku kepada Umar , dan katakan padanya jangan tinggalkan umat Muhammad tanpa pimpinan, pilihlah khalifah bagi umat dan jangan tinggalkan umat dalam keadaan sia-sia setelahmu, karena aku takut terjadi fitnah atas umat ini.”

Wahai wanita mukminah, saksikanlah bagaimana keagungan perjalanan mereka yang ditarbiyah dalam rumah-tangga nabi. Perhatikan bagaimanakah nasehat dan pandangan aisyah untuk mengangkat khalifah setelah Umar, karena khawatir terjadinya fitnah. Seakan aisyah menyaksikan hal-hal yang akan berlangsung di masa mendatang, padahal tidaklah ia tahu tentang hal yang ghaib, namun ini adalah firasat seorang mukmin yang beriman kepada Allah dan RasulNya. Beliau tak hanya sebatas melihat tentang dekatnya kematian umar dan tentang masalah di mana Umar akan dimakamkan, namun beliau melihat bagaimana kehidupan umat Islam setelah Umar meninggal. Dari sini terlihat keluasan pandangan, jauhnya pemikiran ke depan dan sekaligus perhatian yang sangat besar tentang urusan umat Islam. Inilah yang semestinya diteladani oleh wanita mukminah di zaman ini.

Sosok seorang Aisyah rhadiyallahu anha, memberikan ibrah yang berharga bagi para mukminah. Kedalaman ilmu, kecerdasan dan perhatiannya terhadap umat adalah warisan yang berharga yang terus bisa diwarisi sampai hari ini. Terbukti dengan kedudukan beliau yang tercakup dalam tujuh orang di kalangan shabat yang banyak menghafal fatwa-fatwa dari para sahabat.

Khadijah


Khadijah Binti Khuwailid
(Istri-istri Teladan Dalam Islam)



        Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum
lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua
wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja
keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwa-
ilid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi
wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia 
adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi
mereka yang mengikuti teladannya. 

        Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW
sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung
di Gua Hira'. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya
ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah
sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga.
Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya
sarat dengan kebaikan. 

        Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika
orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan
dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku
apa-apa."

        Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, pada-
hal di hadapan kita ada "wanita terbaik di dunia," Khadijah binti Khu-
wailid, Ummul Mu'minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik
dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat men-
jadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya. 

        Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya,
dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga.
Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan se-
baik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam is-
tananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hi-
dupnya.
        Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :"Wahai,
Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi
kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan
salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang
sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya
dan tidak ada kepayahan." [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi 
SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata :"Keshahihannya telah disepakati."]

        Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia,
hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ?

        Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung 
dengan rombongan orang Mu'min yang orang pertama yang beriman kepada
Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama
Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia 
habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang
suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan
tertinggi bagi para wanita. 

        Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW 
sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama
kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat-
ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian
dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak
menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu
dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika
Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian,
tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong. 

        Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat
meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan
takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah
berkata :"Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah
mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah,
kemudian kembali kepadaku." Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya
kepada Khadijah r.a.

        Khadijah r.a. berkata :"Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera
pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau
menjadi Nabi umat ini." Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe-
neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi 
urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menye-
dihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau peng-
hindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan
kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian hendak-
nya wanita ideal.

        Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam
kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul
SAW seraya berkata kepadanya :"Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhan-
nya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :"Wahai Khadijah, ini Jibril menyam-
paikan salam kepadamu dari Tuhanmu." Maka Khadijah r.a. menjawab :"Allah
yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahte-
raan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan)."

        Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun
di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta
khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat 
pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung
da'wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah
yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama 
seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolong-
nya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya,
ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong-
nya dengan jiwa dan hartanya.

        Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-
orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan
dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-
apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari
selain dia." [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]

        Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia
berkata :"Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :"Wahai, Rasulullah,
ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau
minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-
nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari
mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan." [Shahih
Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539]

Dari: “Tokoh-tokoh Wanita di Sekitar Rasulullah SAW” karangan Muhammad Ibrahim Saliim. Diketik oleh: Hanies Ambarsari.

 

Sumber: http://www.sunnah.org/history/Sahaba/Indon/khadijah2.html

Promosi

Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Read more of this post

Nabi Muhammad Saw

Sejarah Nabi Muhammad SAW

 

 

Bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh berhala-berhala. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum). Pada saat yang sangat terpuruk itulah allah swt ingin agar masa itu berubah, dalam keterpurukan masa yang tidak mengenal kebaikan allah swt memunculkan seorang yang dapat mengubah zaman yang terpuruk itu, sehingga dapat menjalankan perintah dan menjauhilarangan allah swt. Read more of this post

wasiat rasulullah saw kpd aisyah

Wasiat Rasulullah Saw Kepada Aisyah

Saiyidatuna ‘Aisyah r.’a meriwayatkan : Rasulullah SAW bersabda :

“Hai Aisyah, aku berwasiat kepada engkau. Hendaklah engkau senantiasa mengingat wasiatku ini. Sesungguhnya engkau akan senantiasa di dalam kebajikan selama engkau mengingat wasiatku ini…”.

Intisari wasiat Rasulullah s.a.w tersebut dirumuskan seperti berikut:

“Hai, Aisyah, peliharalah diri engkau. Ketahuilah bahwa sebagian besar daripada kaum engkau (kaum wanita) adalah menjadi kayu api di dalam neraka…..”
Diantara sebab-sebabnya ialah mereka itu :
(a) Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapi kesakitan (kesusahan), tidak sabar apabila

ditimpa musibah
(b) tidak memuji Allah Taala atas kemurahan-Nya, apabila dikaruniakan nikmat dan rahmat

tidak bersyukur.
(c) mengkufurkan nikmat; menganggap nikmat bukan dari Allah
(d) membanyakkan kata-kata yang sia-sia, banyak bicara yang tidak bermanfaat.

Wahai, Aisyah, ketahuilah :
(a) bahwa wanita yang mengingkari kebajikan (kebaikan) yang diberikan oleh suaminya maka

amalannya akan digugurkan oleh Allah
(b) bahwa wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, maka pada hari kiamat, Allah

menjadikan lidahnya tujuh puluh hasta dan dibelitkan di tengkuknya.

(c) bahwa isteri yang memandang jahat (menuduh atau menaruh sangkaan buruk terhadap

suaminya), Allah akan menghapuskan muka dan tubuhnya pada hari kiamat.

(d) bahwa isteri yang tidak memenuhi kemauan suaminya di tempat tidur atau menyusahkan

urusan ini atau mengkhiananti suaminya, akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dengan
muka yang hitam, matanya kelabu, ubun-ubunnya terikat kepada dua kakinya di dalam

neraka.

(e) bahwa wanita yang mengerjakan sholat dan berdoa untuk dirinya tetapi tidak untuk

suaminya, akan dipukul mukanya dengan sholatnya.
(f ) bahwa wanita yang dikenakan musibah ke atasnya lalu dia menampar-nampar mukanya atau

merobek-robek pakaiannya, dia akan dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan Isteri

nabi Nuh dan isteri nabi Luth dan tiada harapan mendapat kebajikan syafaat dari siapa pun;

(g) bahwa wanita yang berzina akan dicambuk dihadapan semua makhluk didepan neraka pada

hari kiamat, tiap-tiap perbuatan zina dengan depalan puluh cambuk dari api.

(h) bahwa isteri yang mengandung ( hamil ) baginya pahala seperti berpuasa pada siang harinya

dan mengerjakan qiamul-lail pada malamnya serta pahala berjuang fi sabilillah.

(i) bahwa isteri yang bersalin ( melahirkan ), bagi tiap-tiap kesakitan yang dideritainya diberi

pahala memerdekakan seorang budak. Demikian juga pahalanya setiap kali menyusukan

anaknya.

(j) bahwa wanita apabila bersuami dan bersabar dari menyakiti suaminya, maka diumpamakan

dengan titik-titik darah dalam perjuangan fisabilillah.

Wasiat Muhammad Saw kepada Aisyah

Wasiat Rasulullah Saw Kepada Aisyah

Saiyidatuna ‘Aisyah r.’a meriwayatkan : Rasulullah SAW bersabda : 

“Hai Aisyah, aku berwasiat kepada engkau. Hendaklah engkau senantiasa mengingat wasiatku ini. Sesungguhnya engkau akan senantiasa di dalam kebajikan selama engkau mengingat wasiatku ini…”.

Intisari wasiat Rasulullah s.a.w tersebut dirumuskan seperti berikut:

“Hai, Aisyah, peliharalah diri engkau. Ketahuilah bahwa sebagian besar daripada kaum engkau (kaum wanita) adalah menjadi kayu api di dalam neraka…..”
Diantara sebab-sebabnya ialah mereka itu :
(a) Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapi kesakitan (kesusahan), tidak sabar apabila

ditimpa musibah
(b) tidak memuji Allah Taala atas kemurahan-Nya, apabila dikaruniakan nikmat dan rahmat

tidak bersyukur.
(c) mengkufurkan nikmat; menganggap nikmat bukan dari Allah
(d) membanyakkan kata-kata yang sia-sia, banyak bicara yang tidak bermanfaat.

Wahai, Aisyah, ketahuilah :

(a) bahwa wanita yang mengingkari kebajikan (kebaikan) yang diberikan oleh suaminya maka

amalannya akan digugurkan oleh Allah
(b) bahwa wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, maka pada hari kiamat, Allah

menjadikan lidahnya tujuh puluh hasta dan dibelitkan di tengkuknya.

(c) bahwa isteri yang memandang jahat (menuduh atau menaruh sangkaan buruk terhadap

suaminya), Allah akan menghapuskan muka dan tubuhnya pada hari kiamat.

(d) bahwa isteri yang tidak memenuhi kemauan suaminya di tempat tidur atau menyusahkan

urusan ini atau mengkhiananti suaminya, akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dengan
muka yang hitam, matanya kelabu, ubun-ubunnya terikat kepada dua kakinya di dalam

neraka.

(e) bahwa wanita yang mengerjakan sholat dan berdoa untuk dirinya tetapi tidak untuk

suaminya, akan dipukul mukanya dengan sholatnya.
(f ) bahwa wanita yang dikenakan musibah ke atasnya lalu dia menampar-nampar mukanya atau

merobek-robek pakaiannya, dia akan dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan Isteri

nabi Nuh dan isteri nabi Luth dan tiada harapan mendapat kebajikan syafaat dari siapa pun;

(g) bahwa wanita yang berzina akan dicambuk dihadapan semua makhluk didepan neraka pada

hari kiamat, tiap-tiap perbuatan zina dengan depalan puluh cambuk dari api.

(h) bahwa isteri yang mengandung ( hamil ) baginya pahala seperti berpuasa pada siang harinya

dan mengerjakan qiamul-lail pada malamnya serta pahala berjuang fi sabilillah.

(i) bahwa isteri yang bersalin ( melahirkan ), bagi tiap-tiap kesakitan yang dideritainya diberi

pahala memerdekakan seorang budak. Demikian juga pahalanya setiap kali menyusukan

anaknya.

(j) bahwa wanita apabila bersuami dan bersabar dari menyakiti suaminya, maka diumpamakan

dengan titik-titik darah dalam perjuangan fisabilillah. Read more of this post

Kedudukan Wanita Dalam Islam

Assalamu’alaikum, wr.wb…

Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia, kepada keluarganya, sahabatnya, serta kepada siapa saja yang meniti jalannya sampai hari pembalasan.

Sesungguhnya wanita muslimah memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan pengaruh yang besar dalam kehidupan setiap muslim. Dia akan menjadi madrasah pertama dalam membangun masyarakat yang shalih, tatkala dia berjalan di atas petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena berpegang dengan keduanya akan menjauhkan setiap muslim dan muslimah dari kesesatan dalam segala hal.

Kesesatan dan penyimpangan umat tidaklah terjadi melainkan karena jauhnya mereka dari petunjuk Allah dan dari ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul-Nya. Rasulullah bersabda, “Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, di mana kalian tidak akan tersesat selama berpegang dengan keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnahku.” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa’ kitab Al-Qadar III)

Sungguh telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an betapa pentingnya peran wanita, baik sebagai ibu, istri, saudara perempuan, mapun sebagai anak. Demikian pula yang berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Adanya hal-hal tersebut juga telah dijelaskan dalam sunnah Rasul. Read more of this post